MENOPAUSE
Menopause merupakan sebuah kata yang
mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari
bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid.
Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi
karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung
telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50
tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an
(Prawirohardjo Sarwono, 2003).
Produksi hormon estrogen menurun
disebabkan oleh folikel indung telur (kantong indung telur) akan mengalami
tingkat kerusakan yang lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis.
Percepatan kerusakan folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin
(suatu zat yang dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar
FSH (Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen
perempuan akan meningkat pada masa pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak
lagi menjadi hal utama di usia ini, peran hormon – hormon tersebut yang
berkaitan dengan kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap
penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat. Selain itu
juga bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang
lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan
lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
PERIODE MENOPAUSE
Menurut (Prawirohardjo
Sarwono, 2003) ada tiga periode
menopause, yaitu:
Klimaterium
- Periode klimakterium merupakan
masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini
disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan
siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
relatif banyak.
Menopause
- Masa menopause yaitu saat haid
terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut
paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke
senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
Senium
- Periode paska menopause, yaitu
ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak
mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga
mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian-
bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita
seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause
seperti sebelumnya. Menopause mulai pada umur yang berbeda pada
orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun
ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara
wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.
TAHAP-TAHAP DALAM MENOPAUSE
Menurut (Prawirohardjo
Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain
siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah
yang banyak, serta nyeri haid.
Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa
menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain
siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi
estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada
menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus
haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada
indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering
tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
PERUBAHAN PADA MASA MENOPAUSE
Perubahan bahan pada masa menopause adalah
perubahan-perubahan yang bersifat drastis. Perubahan pada masa menopause itu
menyangkut perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik,
maupun perubahan psikologis. Seorang yang berada pada masa menopause, harus
siap menjalani masa ini, karena masa menopause adalah masa peralihan, yang
biasanya seseorang mengalami masalah pada masa transisi ini.
Perubahan Organ Reproduksi
Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya
haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di
produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ
reproduksi.
Perubahan Hormon
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu
mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata
adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski perubahan
terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang
mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis
adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan
terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai
terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat
rendahnya hormon estrogen.
Perubahan Fisik
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh
pada masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita.
Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan Emosi
Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi
kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung
pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan
masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa
menopause.
TANDA-TANDA DAN GEJALA MENOPAUSE
Tanda dan gejela menopause mempunyai
ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun
karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium
menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan
reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain
mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah
normal.
Ketidakteraturan
siklus haid
Di sini siklus
perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini
terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu
beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut
gejala peralihan.
Gejolak rasa panas (hot flash)
Ini gejala
klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause
mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa
panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini
terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti
timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi
selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena
hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga
disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa
menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga
mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem
alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi
dan neuron pelepas LH.
Keluar keringat di malam hari
Keluar keringat
di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus
panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan
oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara
tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur
diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi
buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.
Kekeringan vagina
Gejala pada
vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina
menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar
estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah
lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada
vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina.
Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan
vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi
lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut,
keputihan rasa sakit pada saat kencing (Aqila, 2010).
Perubahan kulit
- Estrogen berperan dalam menjaga
elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih
tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan
(Hurlock, 2002).
Sulit tidur
Insomnia (sulit
tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya
dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.
Perubahan pada mulut
Pada saat ini
kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain
mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar
estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang).
Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan
bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah
menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan,
tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.
Badan menjadi gemuk
Banyak wanita
menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa
menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Penyakit
Ada beberapa
penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang
medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu
meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta
hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).
Linu dan nyeri otot sendi
Linu dan nyeri
yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan
kurangnya
penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.
Perubahan pada indra prasa
Wanita
menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya.
Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan
giginya akan lebih cepat tanggal ( Aqila, 2010).
Ingatan menurun
Sebelum
menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami
menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
Kecemasan
Kecemasan yang
timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi
yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
Mudah tersinggung
Gejala ini
lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan
marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari
proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
Stress
Tidak ada yang
bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia
menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap sumber stress tidak bisa
di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.
Depresi
Wanita yang
mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.