Di era modern seperti saat ini seakan banyak orang yang melupakan masa lampau karena telah dimanjakan dengan teknologi-teknologi canggih. meninggalkan alat/perkakas kuno yang sudah ketinggalan dengan teknologi saat ini. Menganggap semua benda tradisional atau barang kuno sudah tak berguna lagi. Tapi jangan salah dulu, ada juga benda kuno, barang kuno atau tempat kuno yang memiliki teknologi canggih yang gak kalah dengan teknologi canggih modern saat ini. Misalkan seperti di bawah ini:
1. Candi Borobudur
Borobudur adalah candi yang diperkirakan mulai dibangun sekitar 824M oleh raja mataram bernama Samaratungga dari wangsa Syailendra. Borobudur merupakan candi yang sangat megah, tidak dapat dibayangkan bagaimana nenek moyang kita membangun candi borobudur yang sedemikian luas dapat berdiri kokoh sampai sekarang tanpa bahan bangunan seperti semen dan paku bumi untuk memperkuat pondasinya.
Tak terbayangkan pula bagaimana batu-batu yang besar dan berat itu dibawa ke area pembangunan untuk dibentuk dan ditata rapi seperti itu.
Bahkan dengan kecanggihan yang ada pada zaman sekarang, sulit membangun sebuah candi yang mampu menyamai candi borobudur.
Candi borobudur juga mengadopsi konsep Fraktal, Fraktal adalah bentuk geometris yang memiliki elemen-elemen yang mirip dengan bentuknya secara keseluruhan.
2. Kapal Jung Jawa
Jauh sebelum Cheng Ho dan Columbus, para penjelajah laut nusantara sudah melintasi sepertiga bola dunia. meskipun sejak 500 tahun sebelum masehi orang-orang china sudah mengembangkan beragam jenis kapal dalam berbagai ukuran, hingga abad ke VII kecil sekali peran kapal china dalam pelayaran laut lepas.
Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 M) dari kanton ke perguruan nalanda di india selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di laut selatan.
Pelaut portugis yang menjelajahi samudra pada pertengahan abad ke-16 Diego De Couto dalam buku Da Asia, yang terbit tahun 1645 menyebutkan orang jawa lebih dulu berlayar sampai ke Tanjung Harapan, Afrika, dan Madagaskar.
Ia mendapati penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit coklat seperti orang jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa" kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku sejarah modern awal Asia Tenggara.
Berdasarkan relief kapal di Candi Borobudur membuktikan bahwa sejak dulu nenek moyang kita telah menguasai teknik pembuatan kapal. Kapal Borobudur telah memainkan peran utama dalam segala hal bahasa Pelayaran Jawa, selama ratusan tahun sebelum abad ke-13.
Memasuki abad ke-8 awal, kapal Borobudur digeser oleh Kapal Jung Besar Jawa, dengan tiga atau empat layar sebagai "Jung". Kata Jung digunakan pertama kali dalam perjalanan biksu Odrico Jurnal, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta berlayar ke Nusantara, awal abad ke-14.
Mereka memuju kehebatan Kapal Jawa Raksasa sebagai penguasa laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dari karya Kapal Borobudur, seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku. Disebutkan, Jung Nusantara memiliki empat tiang layar, terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menahan tembakan meriam kapal-kapal Portugis.
Bobot Jung rata-rata sekitar 600 Ton, melebihi kapal perang Portugis. Jung terbesar dari kerajaan Demak yang bobotnya mencapai 1.000 Ton yang digunakan sebagai pengangkut Pasukan Nusantara untuk menyerang Armada Portugis di Malaka pada tahun 1513. Bisa dikatakan, Kapal Jung Nusantara ini dapat disandingkan dengan Kapal Induk di era modern saat ini.
3. Keris
3. Keris
Teknologi logam sudah lama berkembang sejak awal masehi di Nusantara. Para Empu sudah mengenal berbagai kualitas kekerasan logam. Keris memiliki teknologi penempaan besi yang luar biasa untuk masyarakat di masa lampau. Keris dibuat dengan teknologi penempaan bukan dicor. Teknik penempaan disertai pelipatan berguna untuk mencari kemurnian besi, yang mana pada waktu itu bahan-bahan besi masih komposit dengan materi-materi alam lainnya.
Keris yang mulanya dari lembaran besi yang dilipat-lipat hingga kadang sampai ribuan kali lipatan sepertinya akan tetap senilai dengan prosesnya yang unik, menarik dan sulit. Perkembangan teknologi tempa tersebut mampu menciptakan satu teknik tempa Tosan Aji ( Tosan= Besi, Aji= Berharga ).
Pemilihan akan batu meteorit yang mengandung unsur titanium sebagai bahan keris, juga merupakan penemuan nenek moyang kita yang mengagumkan. Titanium lebih dikenal sebagai bahan terbaik untuk membuat keris karena sifatnya yang ringan namun sangat kuat.
Kesulitan dalam membuat keris dari bahan titanium adalah titik leburnya yang mencapai 60 ribu derajat celcius jauh dari titik lebur besi, baja, atau nikel yang hanya berkisar 10 ribu derajat celcius. Titanium juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan jenis unsur logam lainnya, Unsur Titanium itu keras, kuat, ringan, tahan panas, dan juga tahan karat.
Unsur logam Titanium baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940 dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi. Dalam peradaban modern sekarang, Titanium dimanfaatkan orang untuk membuat pelapis hidung pesawat luar angkasa serta ujung roket dan peluru kendali antar benua.
4. Benteng Keraton Buton
Di Buton, Sulawesi Tenggara ada Benteng yang dibangun di atas bukit seluas kurang lebih 20,7 hektar. Bentek yang merupakan bekas ibukota Kasultanan Buton ini memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, terbuat dari batu kapur. Benteng yang berbentuk lingkaran ini memiliki panjang keliling 2.740 meter, Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang dan 16 pos jaga/kubu pertahanan (bastion) yang dalam bahasa setempat disebut "Baluara".
Di tiap pintu gerbang dan baluara terdapat 4-6 meriam, jumlah meriam seluruhnya ada 52 buah. Pada pojok kanan sebelah selatan terdapat godana-oba (gudang mesiu) dan gudang peluru di sebelah kiri. Letak Benteng pada puncak bukit yang yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik di jamannya. Benteng ini menunjukkan betapa hebatnya ahli bangunan nenek moyang kita dalam membuat teknologi bangunan untuk pertahanan.
5. Si Gale-Gale
Orang Toba Batak Sumatra Utara pada zaman dahulu sudah bisa membuat robot tradisional yang dikenal dengan sebutan Si Gale-Gale. Boneka ini menguasai sistem kompleks tali yang dibuat sedemikian rupa melalui tali yang ditarik ulur inilah boneka itu dapat membungkuk dan menggerakkan tangannya sebagaimana layaknya orang menari.
Menurut cerita, Seorang raja dari Suku Karo di Samosir membuat patung dari kayu untuk mengenang anak satu-satunya yang meninggal dunia. Patung kayu tersebut dapat menari-nari yang digerakkan oleh beberapa orang dengan diiringi musik tradisional khas Batak.
Boneka yang tingginya mencapai satu setengah meter tersebut diberi kostum tradisional Batak, bahkan semua gerak-geriknya yang muncul selama pertunjukkan menciptakan kesan-kesan dari contoh model manusia. Kepalanya bisa diputar ke samping kanan dan kiri, mata dan lidahnya dapat bergerak, kedua tangan bergerak-gerak seperti tangan manusia yang sedang menari serta dapat menurunkan badannya lebih rendah seperti sedang jongkok waktu menari.
Di atas hanyalah beberapa contoh Teknologi Kuno Bangsa Indonesia Yang Canggih yang gak mungkin bisa saya tulis semua disini. Saya yakin masih banyak teknologi kuno dari bangsa kita ini, mungkin ada juga beberapa yang telah terlupakan. Dan mungkin contoh Teknologi Kuno Bangsa Indonesia Yang Canggih di atas bisa mengingatkan kita agar selalu menjaga dan melestarikan berbagai peninggalan sejarah dan teknologi kuno yang gak kalah dengan teknologi modern jaman sekarang.
No comments:
Post a Comment