Monday, 18 March 2013

Pengertian Emosi dan Suasana Hati

Pengertian Emosi dan Suasana Hati - Kumpulan Dasar Emosi - Aspek Emosi - Suasana Hati sebagai Afek Positif dan Negatif - sumber Emosi dan Suasana Hati - batasan Eksternal pada Emosi - Kerja Emosional - Teori Peristiwa Afektif - Kecerdasan Emosional - kasus yang Mendukung dan menentang Kecerdasan Emosional - Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati merupakan materi yang akan Kerozzi Share pada kesempatan kali ini setelah beberapa minggu yang lalu juga post tugas AK 1 Perilaku Produksi, Untung, Impas, Rugi, Kardinal, Ordinal
 
Pengertian Emosi dan Suasana Hati
A. Apakah Afek, Emosi, dan Suasana Hati?
Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Afek merupakan sebuah konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati. Emosi adalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Sedangkan Suasana Hati adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dibanding emosi dan seringkali tanpa rangsangan kontektual.
 
1. Kumpulan Dasar Emosi
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membatasi dan mendefinisikan sekian banyak emosi ke dalam satu kelompok fundamental atau dasar dari emosi. Rene Descartes menyebutkan enam “nafsu sederhana dan primitive”, yaitu rasa kagum, cinta, benci, hasrat, gembira, dan sedih. Namun beberapa peneliti berargumen bahwa tidak masuk akal untuk memikirkan emosi-emosi dasar karna emosi lain yang jarang kita alami juga dapat berpengaruh sangat kuat pada kita.
Dalam penelitian kontemporer, psikolog telah mencoba mengidentifikasi emosi-emosi dasar dengan mempelajari berbagai ekspresi wajah. Salah satu masalah dari pendekatan ini adalah, beberapa emosi terlalu kompleks untuk diekspresikan melalui wajah. Sedikitb kemungkinan para psikolog atau filsuf akan bisa sepenuhnya sependapat. Tetapi cukup banyak peneliti yang masih setuju pada enam emosi dasar universal, bahkan mengurutkannya dalam sebuah rangkaian kesatuan, yaitu bahagia, terkejut, takut, sedih, marah, benci. Semakin dekat dua emosi terhadap emosi lainnya dalam rangkaian ini, semakin besar kemungkinan dapat dibedakan. Selain itu, seperti yang akan kita lihat lebih lanjut, faktir-faktor kultural juga dapat memengaruhi interpretasi.
 
2. Beberapa Aspek Emosi
a. Biologi Emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak. Orang-orang cenderung merasa paling bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Ketika sistem limbik ‘memanas’, emosi-emosi negatif seperti rasa marah dan bersalah mendominasi emosi-emosi positif seperti kegembiraan dan kebahagiaan. Secara keseluruhan, sistem limbik memberikan sebuah lensa dimana anda dapat menginterpretasikan kejadian-kejadian. Ketika sistem itu aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Namun ketika tidak aktif, anda menginterpretasikan informasi secara lebih positif.
 
b. Intensitas
Setiap orang memberika respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Setiap orang memiliki kemampuan bawaan yang bervariasi untuk mengekspresikan intensitas emosional. Ada orang yang hampir tidak pernah menunjukkan perasaan mereka, jarang marah, dan tidak pernah menunjukkan kemarahan. Sebaliknya, ada orang yang sepertinya berada dalam sebuah roller coaster emosional. Ketika bahagia, akan luar biasa gembira. Ketika bersedih, akan mengalami depresi mendalam. Berbagai pekerjaan menuntut emosi yang berbeda.
c. Frekuensi dan Durasi
 
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya, tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
 
d. Emosi Membuat Kita Irasional
Astronom terkenal Carl Segan pernah menulis, “Emosi yang kuat kemungkinan besar dapat membodohi diri kita sendiri.” Pengamatan ini menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan. Jika menampilkan emosi, kemungkinan anda akan bertindak sacara irasional. Pengarang Lois Frankel menyarankan agar para wanita menghindari bersikap emosional di tempat kerja, karna hal itu dapat memengaruhi penilaian orang lain terhadap kompetensi mereka.
 
e. Fungsi Emosi
Dalam The Expression of the Emotions in Man and Animals, Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangatlah berguna karna memotivasi orang untuk terlibat dalam tindakan-tindakan penting dalam bertahan hidup (Mis: mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, dll).
Teori Darwin tersebut didukung oleh para peneliti yang berfokus pada psikologi evolusioner. Bidang penelitian ini mengatakan bahwa kita harus mengalami emosi, baik emosi positif maupun negatif, karna hal ini berguna terhadap suatu tujuan. Meski kita cenderung menganggap kemarahan sebagai hal buruk, sebenarnya kemarahan dapat membantu melindungi hak-hak kita yang telah dilanggar menurut perasaan kita. Contohnya, ketika seseorang marah karena merasa terganggu oleh rekan kerjanya, sebenarnya ia memberikan peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar tidak melakukan hal yang sama yang membuatnya marah.
 
3. Suasana Hati sebagai Afek Positif dan Negatif
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah hal itu positif atau negatif. Bila emosi dikategorikan menjadi dua kelompok positif dan negatif, maka akan menjadi suasana hati. Sebab sekarang ini, emosi dipandang lebih umum. Perhatikan Srtuktur Suasana Hati. Jadi kita bisa menganggap afek positif sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi-emosi positif seperti kesenangan, ketenangan diri, dan kegembiraan pada ujung tinggi dan kebosanan, kemalasan, dan kelelahan pada ujung rendah. Afek negatif adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri dari keggupan, stres, dan kegelisahan pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan, dan keseimbangan pada ujung rendah.
 
4. Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati
a. Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu. Beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami emosi apapun secara lebih intens. Orang-orang seperti itu memiliki intensitas efek yang tinggi. Intensitas Efek yaitu perbedaan individual dalam hal kekuatan dimana individu-individu mengalami emosi mereka. Jadi, emosi-emosi berbeda dalam dalam intensitas mereka, tetapi juga berbeda dalam bagaimana mereka berkecenderungan untuk mengalami emosi secara intens.
 
b. Hari dalam Seminggu dan Waktu dalam Sehari
Sebagian besar orang berada di tempat kerja atau sekolah pada hari Senin-Jum’at. Dengan demikian, sebagian besar orang akan memanfaatkan akhir minggu untuk bersantai dan bersenang-senang. Berarti bahwa orang-orang berada pada suasana hati terbaik di akhir minggu. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek negatif tertinggi dan afek positif terendah) di awal minggu dan suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif terendah) di akhir minggu.
 
c. Cuaca
Banyak orang percaya bahwa suasana hati mereka berhubungan dengan cuaca. Tetapi bukti menunjukkan bahwa cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang-orang cenderung berpikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif merupakan kecenderungan orang-orang untuk mengasosiasikan dua kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.
 
d. Stres
Stress memengaruhi emosi dan suasana hati. Di tempat kerja, kejadian sehari-hari yang menimbulkan stress, juga pengaruh dari stress yang tertumpuk dari waktu ke waktu, secara negative memengaruhi suasana hati karyawan. Tingkat stress dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif. Walaupun kadang kita mencoba mengatasi stress, namun sebenarnya stress mulai memengaruhi suasana hati kita.
 
e. Aktivitas Sosial
Penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean (makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana yang positif dibandingkan kejadian-kejadian formal.
 
f. Tidur
Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.
 
g. Olahraga
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif, tetapi tampaknya berpengaruh kuat terhadap mereka yang mengalami depresi.
 
h. Usia
Suatu penelitian terhadap orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.
 
i. Gender
Sudah menjadi keyakina umum bahwa wanita lebih menggunakan perasaan mereka dibandingkan pria—bahwa mereka bereaksi lebih secara emosional dan mampu membaca emosi orang lain dengan lebih baik.
 
5. Batasan-batasan Eksternal pada Emosi
Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya. Kultur juga menetapkan batasan-batasan. Dalam bagian ini, kita melihat pengaruh organisasi dan kultural pada emosi.
 
a. Pengaruh-pengaruh Organisasi
Pada umumnya iklim dalam suatu organisasi yang dikelola dengan baik adalah iklim yang berusaha untuk bebas dari emosi.
 
b. Pengaruh-pengaruh Kultural
Secara umum, lebih mudah bagi orang untuk mengenali emosi secara lebih akurat dalam kultur mereka sendiri daripada kultur-kultur lain.
 
B. Kerja Emosional
Kerja emosional adalah ekspresi seorang karyawan dari emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja.
 
1. Emosi yang Dirasakan versus Emosi yang Ditampilkan
- Emosi yang dirasakan adalah emosi sebenarnya dari seorang individu.
- Emosi yang ditampilkan adalah emosi-emosi yang diharuskan secara organisasional dan dianggap sesuai dalam sebuah pekerjaan tertentu.
- Berpura-pura dipermukaan adalah menyembunyikan perasaan mendalam seseorang dan menghilangkan ekspresi-ekspresi emosional sebagai respons terhadap aturan-aturan penampilan.
- Berpura-pura secara mendalam adalah berusaha mengubah perasaan mendalam seseorang berdasarkan aturan-aturan penampilan.
 
2. Apakah Pekerjaan-pekerjaan yang Menuntut secara Emosional Dibayar Lebih Tinggi?
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut secara kognitif, tuntutan emosional yang semakin besar akan dibayar lebih baik. Tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak menuntut secara kognitif, tuntutan emosional yang semakin besar akan dibayar lebih buruk.
 
C. Teori Peristiwa Afektif
Teori peristiwa afektif (AET) adalah sebuah model yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa di tempat kerja menyebabkan reaksi-reaksi emosional di bagian karyawan, yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku di tempat kerja.
AET intinya mempunyai dua pesan penting, yaitu:
 
1. Emosi-emosi menyediakan wawasan yang berharga untuk memahami perilaku karyawan. Dalam model ini menggambarkan situasi dimana ada cek cok dan suasana gembira di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan.
2. Karyawan dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa yang menyebabkan hal tersebut terjadi, bahkan ketika itu merupakan hal yang tidak penting, sebab suatu hal kecil dapat berubah menjadi hal besar.
 
D. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional berarti kemampuan seseorang mendeteksi dan mengelola petunjuk-petunjuk serta informasi emosional. Individu-individu yang memiliki kecerdasan emosional akan menjadi individu yang efektif di dalam melakukan pekerjaan. Kecerdasan emosional sendiri terdiri dari lima dimensi, yaitu:
 
· Kesadaran diri artinya anda sadar atas apa yang anda lakukan ataupun rasakan.
· Manajemen diri artinya anda mempunyai kemampuan untuk mengelola emosi dan dorongan-dorongan pada diri anda sendiri.
· Motivasi diri artinya anda memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan dan kemunduran pada diri anda akibat kehilangan motivasi.
· Empati artinya anda memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain di sekitar anda (anda tidak menjadi individu yang cuek).
· Keterampilan sosial artinya anda mempunyai kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.
 
1. Kasus-kasus yang Mendukung Kecerdasan Emosional
a. Daya tarik intuitif
Sebagian besar orang setuju bahwa memiliki kecerdasan jalanan dan kecerdasan sosial itu bagus. Jadi individu yang mampu mendeteksi emosi individu lain, mengendalikan emosinya sendiri, dan menangani interaksi sosial dengan baik, merupakan individu yang akan bertahan lama di dalam dunia bisnis. Contohnya: para rekanan dalam sebuah perusahaan multinasional yang mempunyai nilai di atas rata-rata ukuran kecerdasan emosional menghasilkan $1,2 juta lebih banyak dalam bisnis ketimbang rekanan-rekanan lainnya.
 
b. Kecerdasan emosi meramalkan kriteria yang penting
Law dkk (2004) menyatakan bahwa kecerdasan emosi dapat meramalkan kinerja karyawan dalam sebuah pabrik rokok di Cina. Van Rooy and Viswesvaran (2004) membuktikan ada 59 penelitian mengindikasikan bahwa secara komprehensif kecerdasan emosi berhubungan secara moderat dengan kinerja pekerjaan. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas maka memberikan bukti kuat bahwa kecerdasan emosi tingkat tinggi mempengaruhi kinerja seseorang menjadi lebih baik dalam pekerjaannya.
 
c. Kecerdasan emosi berbasis biologis
Penelitian yang dilakukan oleh Bar-On dkk (2003) menunjukkan bahwa orang-orang dengan kerusakan otak yang mengatur pemrosesan emosional memiliki nilai signifikansi yang rendah pada tes kemampuan emosi. Kemampuan emosi berbasis secara neurologi yang tidak berhubungan dengan ukuran-ukuran kecerdasan standar dan orang-orang yang menderita kerusakan neurologi tersebut memiliki nilai rendah pada kecerdasan emosi dan membuat keputusan yang lebih buruk dibandingkan orang-orang yang mampu berpikir sehat.
 
2. Kasus-kasus yang Menentang Kemampuan Emosi
a. Kecerdasan emosi merupakan konsep yang samar
Masih banyak peneliti yang tidak jelas dengan maksud konsep kecerdasan emosi. Perbedaan fokus peneliti menyebabkan sulitnya mendefinisikan kecerdasan emosi. Locke (2005) menyatakan bahwa konsep kecerdasan emosi menjadi sangat luas dan komponen-komponennya sangat beragam sehingga...hal tersebut bahkan bukan lagi merupakan sebuah konsep kecerdasan
 
b. Kecerdasan emosi tidak dapat diukur
Banyak kritik mengenai kecerdasan emosi dan menimbulkan pertanyaan tentang pengukuran kecerdasan emosi. Misalnya, terdapat satu ukuran meminta Anda untuk mengasosiasikan perasaan tertentu dengan warna tertentu, seperti warna hijau selalu membuat kita merasa sejuk, bukan merasa marah. Conte (2005) menyatakan bahwa ukuran-ukuran kecerdasan emosi sangat bervariasi dan para peneliti belum menjadikan hal ini sebagai subjek penelitian yang diteliti seperti ketika mengukur kepribadian dan kecerdasan umum.
 
c. Validitas kecerdasan emosi masih dipertanyakan
Decker (2003) menyatakan bahwa kecerdasan emosi sangat berhubungan dengan ukuran-ukuran kepribadian, khususnya stabilitas emosional. Namun belum ada cukup riset mengenai apakah kecerdasan emosi menambah wawasan melampaui ukuran-ukuran kepribadian dan kecerdasan umum dalam meramalkan kinerja pada pekerjaan.
 
E. Aplikasi-Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati
1. Seleksi
Ada satu bukti kecerdasan emosi bahwa para pemberi kerja harus mempertimbangkan kecerdasan emosi sebagai salah satu faktor dalam proses perekrutan karyawan. Sekarang ini banyak pemberi kerja menggunakan ukuran-ukuran kecerdasan emosi untuk mempekerjakan orang. Contohnya angkatan udara di USA. Ditemukan bahwa para perekrut terbaik mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi. Calon yang direkrut jika mempunyai kecerdasan emosi tinggi kemungkinan 2,6 kali lebih berhasil ketimbang yang tidak mempunyai kecerdasan emosi atau kecerdasan emosinya rendah (Spencer, dkk, 1997).
 
2. Pengambilan Keputusan
Para peneliti perilaku organisasi sampai saat ini masih berdebat mengenai peran emosi dan suasana hati negatif di dalam decision making. Alloy dan Abramsom (1979) menyatakan individu-individu yang tertekan membuat penilaian-penilaian yang lebih akurat daripada orang yang tidak tertekan. Namun, sekarang ini juga terdapat bukti bahwa orang yang tertekan akan membuat keputusan yang lebih buruk daripada orang yang tidak tertekan. Sebab orang yang tertekan akan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung mempertimbangkan semua pilihan yang ada daripada pilihan yang sangat mungkin diambil (Ambady dan Gray, 2002). Emosi yang positif dapat membantu individu untuk cepat mengambil keputusan sebab mereka akan memproses informasi dengan cepat.
 
3. Kreativitas
Orang yang mempunyai emosi positif biasanya lebih kreatif karena mereka akan terstimulus dengan adanya banyak ide di otak mereka. Para supervisor harus aktif menjaga suasana hati positif karyawannya agar para karyawan lebih kreatif. George dan Zhou (2001) malah menyatakan hal yang sebaliknya. Mereka berpendapat individu yang berada dalam suasana hati positif justru mereka lebih santai dan tidak terlibat di dalam pemikiran kritis yang dibutuhkan untuk beberapa bentuk kreativitas. Pandangan tentang hal ini masih bersifat kontroversial. Tetapi agar lebih aman, kita menyimpulkan bahwa untuk banyak tugas, suasana hati positif dapat meningkatkan kreativitas.
 
4. Motivasi
Suasana hati dan emosi penting di dalam motivasi. Terdapat dua penelitian. Penelitian pertama dilakukan oleh Erez dan Isen (2002), mereka meminta dua kelompok orang (kelompok A dan B) untuk memecahkan sejumlah teka-teki kata. Kelompok A melihat video lucu, maksudnya untuk menempatkan kelompok A pada suasana hati yang positif sebelum disuruh memecahkan teka-teki. Sedangkan kelompok B tidak disuruh melihat video lucu terlebih dahulu. Maka hasilnya, kelompok A melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi dalam memecahkan teka-teki tersebut, berusaha lebih keras dan hasilnya mereka dapat memecahkan teka-teki lebih banyak daripada kelompok B.
 
5. Kepemimpinan
Ketika para pemimpin yang efektif menginginkan perubahan-perubahan yang nyata maka mereka mengandalkan “pembangkitan, pembangunan, dan mobilisasi emosi.” (Ashforth dan Humphrey). Dengan membangkitkan emosi dan menghubungkannya pada visi yang menarik, para pemimpin meningkatkan kemungkinan bahwa para manajer dan karyawan akan menerima perubahan.
 
6. Konflik Antarpersonal
Konflik antarpersonal adalah konflik yang timbul di antara rekan kerja. Sebenarnya keberhasilan seorang manajer di saat mencoba menyelesaikan konflik ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen emosional dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan emosi mereka. Ketika elemen-elemen tersebut diabaikan oleh manajer dan hanya berfokus pada hal-hal yang bersifat rasional, kemungkinan besar manajer tidak dapat menyelesaikan konflik antarpersonal.
 
7. Negosiasi
Van kleef dkk (2004) menunjukkan bahwa negosiator yang pura-pura marah mempunyai keunggulan terhadap lawan mereka. WHY? Sebab ketika negosiator menunjukkan kemarahan maka lawan akan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan emosi negatif bisa saja berdampak efektif tetapi hal ini membuat penampilan Anda merugikan negosiasi-negosiasi Anda selanjutnya. Shiv dkk (2005) mengungkapkan bahwa orang-orang yang menderita kerusakan pada pusat emosional dari otak mereka dapat menjadi negosiator terbaik sebab mereka mungkin tidak akan melakukan koreksi terlalu banyak terhadap hasil-hasil negatif.
 
8. Pelayanan Pelanggan
Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan, biasanya berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan (Tsai and Huang, 2002). Pemberian pelayanan yang baik oleh karyawan, membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam kondisi disonansi emosional. Terkadang emosi karyawan dapat berpindah ke pelanggan, hal ini disebut penularan emosional. Contoh penularan emosi adalah sebagai berikut ketika seseorang tertawa dan tersenyum pada Anda, Anda mulai meniru perilaku orang tersebut. Baik penularan emosi positif ataupun negatif tetap akan berpengaruh terhadap pelanggan.
 
9. Sikap Kerja
Ada ungkapan “jangan membawa masalah di tempat kerja ketika berada di rumah atau sebaliknya”. Tetapi kenyataannya ungkapan tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Orang-orang yang mempunyai suasana buruk di tempat kerja biasanya tetap membawanya ketika mereka berada di rumah. Mereka bisa jadi marah terhadap anggota keluarga di rumah walaupun anggota keluarga tersebut tidak memiliki masalah. Riset yang dilakukan oleh Rau tahun 2004 membuktikan bahwa orang-orang yang mengalami hari penuh pressure di tempat kerja cenderung kesulitan untuk rileks setelah mereka pulang ke rumah. Jadi meskipun sulit dilakukan untuk tidak pernah membawa pekerjaan Anda pulang ke rumah, nampaknya bagi sebagian besar orang sebuah suasana hati negatif sebagai hasil dari suatu hari buruk di tempat kerja tidak terbawa ke hari berikutnya.
 
10. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
Emosi-emosi yang negatif dapat berdampak terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja. Contohnya adalah iri hati, ketika kita iri karena teman kerja kita dipromosikan untuk menjadi direktur utama sedangkan kita tidak. Hal ini biasanya berujung pada perilaku menyimpang, bisa saja kemudian kita menyebarkan fitnah kepada teman kita yang hendak dipromosikan menjadi direktur utama. Lee and Allen (2002) menyatakan bahwa orang-orang yang merasakan emosi negatif, khususnya mereka yang merasa marah akan lebih mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang merasakan emosi positif.
 
11. Bagaimana Para Manajer Mempengaruhi Suasana Hati
Para manajer dapat menggunakan humor dan memberikan karyawan penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan dengan baik. Hasil riset yang dilakukan oleh Cote and Saavedra (2005) mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih positif dan mereka akan lebih bekerja sama
 
Sekian tugas Pengertian Emosi dan Suasana Hati yang bisa saya bagikan. semoga bermanfaat dan menambah referensi anda. Terima kasih sudah berkunjung.




















































































































































No comments:

Post a Comment