Wednesday 27 March 2013

Daftar Isi Blog Kerozzi

Sunday 24 March 2013

Gerakan Konsumen Cerdas?? Mengapa tidak??

Tak sedikit dari masyarakat kita tentunya masih banyak yang kurang paham mengenai konsumen cerdas. Hal ini memang tidak dapat dipersalahkan karena sebagaian dari kita tentunya masih terlalu awam mengenai hal tersebut. Namun sesungguhnya sebagai masyarakat yang tentunya cenderung bersifat Konsumtif sebaiknya kita mulai merubah pandangan untuk dapat menjadi konsumen yang cerdas agar tercipta keselarasan antara penjual dan pembeli. Untuk lebih jelasnya akan tersaji dalam artikel berikut ini.
 
Logo-Kemendag2
 

Apa konsumen Cerdas itu?

Konsumen ialah semua orang yang telah menggunakan suatu barang / jasa yang telah tersedia dilingkungan masyarakat. Barang tersebut telah dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk dapat dinikmati bagi kepentingan umum.

Hak konsumen meliputi sebagai berikut:

- Memilih barang / jasa yang akan dibeli
- Mendapat kenyamanan , keamanan dalam memilih barang / jasa
- Memperoleh informasi secara jelas , tepat dan jujur mengenai kondisi barang / jasa yang akan dibeli
- Diperhatikan setiap keluhannya
- Mendapat ganti rugi atas kelalaian penjual
- Mendapat bantuan hukum terkait hal tersebut
- Dls

Sedangkan Kewajiban Konsumen adalah sebagai berikut:

- Membayar sesuai dengan nilai barang yang telah disepakati
- Beritikad baik dalam melakukan transaksi
- Membaca dan mengikuti setiap aturan dalam pedoman pemakaian barang / jasa
- Dls
 
Konsumen Cerdas ialah konsumen yang dapat kritis dan tentunya berani dalam memperjuangkan hak apabila barang / jasa yang dibeli tidak sesuai dengan standart yang telah ditentukan oleh lembaga – lembaga pemerintah dalam bidang pangan maupun non pangan. 
Sebagai konsumen cerdas tentunya kita diwajibkan untuk dapat teliti dan jeli dalam memilih suatu produk yang akan dibeli agar tidak ada penyesalan dikemudian hari. Hal ini sebagai upaya awal untuk meminimalkan terjadinya ketidakpuasan konsumen terhadap suatu barang / jasa akibat kecurangan yang mungkin dilakukan oleh penjual.
 

Apa Alasan kita untuk menjadi Konsumen Cerdas?

Menjadi Konsumen Cerdas sangat bermanfaat bagi kita semua agar terhindar dari hal – hal yang dapat merugikan kita sebagai konsumen. Seperti yang dilansir beberapa media dalam beberapa bulan terakhir ini bahwa setidaknya selama kurun waktu tahun 2012 lalu telah ditemukan ±621 Produk yang diduga tidak memenuhi standart yang telah ditentukan oleh pemerintah.
 
Tidak Lulus SNI
 
Berdasarkan jenis pelanggaran yang telah dikemukakan oleh ketua badan pengawasan pangan dan non pangan, sebesar 34% produk diduga melanggar ketentuan SNI. 43% diduga melanggar ketentuan label bahasa Indonesia, 22% diduga telah melanggar ketentuan MKG dan sebesar 1% diduga tidak memenuhi ketentuan produk yang hingga kini terus dipantau distribusinya.
Dengan adanya berbagai temuan tersebut maka tentunya menjadi konsumen cerdas merupakan alasan yang tepat dalam menanggapi hal tersebut. Meningkatkan kewaspadaan terhadap barang / jasa yang akan kita beli merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengurangi hal – hal negative yang mungkin akan terjadi pada kita. Tentu saja peran serta semua pihak dan terlebih kita sebagai para konsumen merupakan cara paling efektif dalam melakukan penanganan terhadap masalah terkait dengan penyalahgunaan barang / jasa yang telah beredar dipasaran.
 

Apa tujuan menjadi Konsumen Cerdas?

Berdasarkan alasan – alasan diatas tentunya sangat jelas bagi kita bahwa Menjadi Konsumen Cerdas bertujuan untuk:
- Memperoleh hak sebagai konsumen
- Menghindari kecurangan yang mungkin dilakukan penjual
- Memanfaatkan barang / jasa sesuai kebutuhan
- Dls
 

Sikap apa yang harus dilakukan untuk menjadi konsumen Cerdas?

Sebagai Konsumen Cerdas hal – hal penting yang kita lakukan adalah sebagai berikut:

1. Teliti dan jeli sebelum membeli

Konsumen diharapkan memiliki kebiasaan untuk selalu teliti dan juga jeli sebelum memilih barang / jasa yang telah ditawarkan dipasaran. Konsumen minimal dapat melihat kondisi secara fisik dan keadaan barang tersebut untuk dapat digunakan secara semestinya. Apabila ada hal – hal yang kurang jelas dan perlu dipertanyakan, jangan pernah ragu bertanya untuk memperoleh informasi atas barang / jasa tersebut.

2. Pastikan Mutu K3L

Berbagai iklan layanan masyarakat kini telah marak mensosialisasikan tentang pentingnya produk bertanda SNI. Hal ini dikarenakan untuk memastikan terjaminnya mutu Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan serta Lingkungan dari para konsumen yang biasa juga dikenal dengan K3L.

3. Amati Label, MKG dan Masa Kadaluarsa

Konsumen diharuskan untuk dapat kritis terhadap kondisi barang / jasa khususnya pada produk makanan – minuman, kosmetik dan juga obat-obatan. Perhatikan masa kadaluarsa serta bungkus yang telah dilengkapi dengan label yang tepat.

4. Tegakkan Hak & Kewajiban

Konsumen Cerdas diharapkan dapat dengan berani memperjuangkan haknya apabila ternyata barang / jasa yang telah dibelinya tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun tentu saja hal yang tak kalah penting yakni konsumen juga menjalankan kewajiban sebagai konsumen.

5. Membeli Produk sesuai dengan kebutuhan

Suatu hal yang juga tak kalah penting ialah Konsumen disarankan untuk membeli produk sesuai dengan apa yang telah dibutuhkan saja dan bukan yang sesuai dengan keinginan. Artinya bahwa konsumen diajarkan untuk tidak bersifat konsumtif yang segalanya dipengaruhi oleh keinginan untuk memiliki suatu produk.
 

Langkah Apa yang Dilakukan Pemerintah untuk menjadikan Masyarakatnya menjadi Konsumen Cerdas?

Hal menarik yang dapat dilakukan pemerintah sebagai upaya menjadikan masyarakatnya menjadi konsumen cerdas ialah dengan mencanangkan Hari Konsumen Nasional (HKN) yang rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 23 April 2013. Penetapan HKN sebagai wujud sosialisasi pemerintah ini bertujuan untuk memotivasi banyak pihak untuk menjadi Konsumen Cerdas dan juga sebagai bentuk peringatan bagi para pebisnis agar memiliki etika dalam usahanya.
Moment peringatan HKN ini diupayakan untuk memberikan informasi secara berkesinambungan agar para konsumen cerdas dapat terus berkembang. Selain itu diharapkan bahwa seluruh element masyarakat dapat berperan aktif dalam gerakan konsumen cerdas Indonesia.
Pada dasarnya Penetapan HKN ini diharapkan dapat menempatkan konsumen sebagai Subjek penentu kegiatan ekonomi dan bukan lagi sebagai objek sehingga pelaku usaha dapat memproduksi barang / jasa yang berkualitas dan bermutu. Hal ini juga merupakan upaya penguatan terhadap hak & kewajiban konsumen.
Alasan penting dari penetapan HKN ini dikarenakan di Negara kita hak – hak konsumen sering kali terabaikan. Apalagi sebelum adanya Undang – undang perlindungan konsumen. Terbukti banyak kasus yang terkait dengan hal tersebut masih belum terselesaikan. Hal ini karena pihak konsumen selalu berada pada posisi yang lemah. Tidak mudah memang mengharapkan kesadaran dari para pelaku bisnis yang dalam ilmu ekonomi berprinsip sempit untuk mendapatkan banyak keuntungan dengan modal yang seminimal mungkin. Oleh karena itu peran serta pemerintah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hak & kewajiban serta tanggung jawab konsumen secara seimbang.
 

Apa yang Dilakukan Pemerintah sebagai Upaya Penegakan Hukum terhadap Perlindungan Konsumen?

Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah terus mengoptimalkan penegakan hukum dibidang perlindungan konsumen. Menurut sumber dari website Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen di http://ditjenspk.kemendag.go.id/, Pada awal Januari 2013 lalu Menteri perdagangan bersama dengan kepala Bareskim POLRI menandatangani Nota Kesepahaman. Kerja sama ini diharapkan meningkatkan penanganan tindak pidana dalam bidang perlindungan konsumen yang akan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perlindungan Konsumen( PPNS-PK), Penyidik Pegawai Negeri SIpil Metrologi (PPNS-Met) dan tentunya didukung oleh Penyidik Kepolisian Negara Indonesia.
Kerja sama ini juga diupayakan untuk dapat meningkatkan pengawasan barang beredar meliputi produk pangan olahan, non pangan dan pangan segar sebagai bentuk perlindungan bagi para konsumen sekaligus sebagai tempat pertukaran berbagai informasi terkait dengan peredaran berbagai produk dipasaran. Hal ini juga dilakukan untuk mendorong peningkatan produksi dalam negeri dan mencegah beredarnya produk impor yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Bentuk konkrit yang dihasilkan dari kerja sama tersebut ialah penyidikan yang terus dilakukan hingga menghasilkan setidaknya 2 produk yang kasusnya telah dilimpahkan ke kejaksaan (P21). Sedangkan untuk pelanggaran administrasi, telah dilakukan peringatan tertulis kepada para pelaku produksi yang berujung pada permintaan penarikan 8 produk. Kemudian beberapa diantaranya masih dalam proses penyidikan selanjutnya.
 
Demikian artikel Konsumen Cerdas yang dapat Kerozzi Sampaikan kali ini, semoga membawa manfaat dan menjadi pengetahuan baru bagi kita semua. Baca juga artikel lainnya mengenai Pendidikan dan Kesehatan Herbal di blog saya. Terima Kasih.

Thursday 21 March 2013

Cara Herbal Mengatasi Jerawat dan Bekasnya

Cara Herbal Mengatasi Jerawat dan Bekasnya – Cara untuk menghapus jerawat dan bekasnya – cara mengobati jerawat dengan herbal – Bagaimana mengobati jerawat secara tradisional dan herbal?? itulah topik yang akan Kerozzi bagikan pada Anda. Sering kita mendengar kata berikut, “Siapa yang belum berjerawat pasti dia belum melewati masa puber”. Ya itulah yang sering dikatakan orang tua kepada anak – anak yang baru gede.

Padahal menurut para Ahli dalam bidang penyakit kulit, Jerawat itu penyebab paling signifikannya dikarenakan banyaknya kotoran yang menempel pada kulit dan memasuki pori-pori. Tetapi ada juga beberapa ahli kesehatan mengatakan selain jerawat disebabkan kotoran pada kulit wajah juga dikarenakan pertumbuhan hormon dan alergi karena makanan.

Cara Sederhana Menghilangkan Jerawat dan Bekasnya Secara Herbal
Okelah apa pun itu penyebabnya, entah karena kotoran, peningkatan hormon ataupun alergi, berikut ini saya akan share Cara Mengatasi Menghilangkan Jerawat dan Bekasnya Secara Herbal agar kulit kita selalu bersih dan sehat meskipun kita makan apa saja.

tidak lucu kan saat kita datang ke suatu acara atau saat kita berkunjung untuk bermain keretamini.com pabrik kereta mini no 1. ready stock kemudian semua orang melihat kita berjerawat?? huuuu pasti malu.

Langsung saja ini dia 3 Bahan sederhana untuk menghilangkan jerawat dan bekasnya yang sering kita jumpai sehari-hari, selain menghilangkan jerawat yang membandel, juga bisa untuk menghilangkan jerawat yang kelihatan hitam.

1. Lidah Buaya - Tidak hanya bersifat menenangkan kulit meradang, lidah buaya juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu meregenerasi jaringan yang rusak. Sekarang cukup banyak industri kosmetik yang menggunakan tanaman ini sebagai bahan utama untuk produk perawatan kulit. Menurut para ahli, kita lebih baik menggunakan lidah buaya yang masih alami daripada harus membelinya di toko. Karena kebanyakan ubat sudah mengandung zat adiktif.

2. Lemon - Kandungan asam sitrat, asam laktat dan glikolatjus pada jus lemon merupakan salah satu jenis Asam Alpha Hydroxy atau lebih sering disebut degnan AHA. AHA sangat populer digunakan dalam berbagai jenis kosmetik. Banyak produk perawatan kulit, termasuk krim anti-penuaan dengan AHA sebagai bahan utamanya.

- Berikut ini saya share cara untuk Mengatasi jerawat dan sisa-sisanya yang cukup sederhana dengan menggunakan lemon:
a. Sebelumnya pastikan bahwa kulit benar-benar bersih
b. Ambil mangkuk dan peraslah 1-3 buah lemon.
c. Ambil kapas untuk mengoleskan perasan lemon tersebut ke seluruh wajah, khususnya pada bagian bekas jerawat.
Yang perlu diperhatikan adalah jika kita memiliki kulit yang sensitif, perasan lemon dapat menyebabkan rasa perih pada kulit. Tapi jangan khawatir karena kan tujuan kita memang untuk menghilangkan jerawat dan bekasnya
 
3. Putih telur - Putih telur terbukti ampuh dalam membantu menyamarkan bekas luka tak terkecuali bekas jerawat. Kandungan protein dan asam amino pada putih telur dapat mengencangkan pori-pori untuk mencegah munculnya jerawat baru sekaligus mencerahkan kulit bekas luka.
- Berikut ini cara Mengatasi bekas jerawat dan jerawat itu sendiri :
a. Usapkan putih telur ke seluruh bagian wajah selama beberapa menit
b. Kemudian biarkan putih telur tersebut mengering lau bilas dengan air hangat
Lalukan 2 sampai 3 kali dalam satu minggu.

Dari beberapa bahan di atas dapat kita ambil kesimpulan kalau jerawat mudah untuk dihilangkan dengan bahan – bahan yang sering kita temui di sekitar kita daripada menggunakan obat- obat yang secara tidak kita ketahui ubat tersebut mengandung Zat yang tidak baik bagi kulit untuk jangka panjangnya

Demikian beberapa Cara Herbal Mengatasi Jerawat dan Bekasnya yang dapat saya share kali ini, Semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi semua.

















Monday 18 March 2013

Pengertian Emosi dan Suasana Hati

Pengertian Emosi dan Suasana Hati - Kumpulan Dasar Emosi - Aspek Emosi - Suasana Hati sebagai Afek Positif dan Negatif - sumber Emosi dan Suasana Hati - batasan Eksternal pada Emosi - Kerja Emosional - Teori Peristiwa Afektif - Kecerdasan Emosional - kasus yang Mendukung dan menentang Kecerdasan Emosional - Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati merupakan materi yang akan Kerozzi Share pada kesempatan kali ini setelah beberapa minggu yang lalu juga post tugas AK 1 Perilaku Produksi, Untung, Impas, Rugi, Kardinal, Ordinal
 
Pengertian Emosi dan Suasana Hati
A. Apakah Afek, Emosi, dan Suasana Hati?
Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Afek merupakan sebuah konsep yang meliputi baik emosi maupun suasana hati. Emosi adalah perasaan-perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Sedangkan Suasana Hati adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dibanding emosi dan seringkali tanpa rangsangan kontektual.
 
1. Kumpulan Dasar Emosi
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membatasi dan mendefinisikan sekian banyak emosi ke dalam satu kelompok fundamental atau dasar dari emosi. Rene Descartes menyebutkan enam “nafsu sederhana dan primitive”, yaitu rasa kagum, cinta, benci, hasrat, gembira, dan sedih. Namun beberapa peneliti berargumen bahwa tidak masuk akal untuk memikirkan emosi-emosi dasar karna emosi lain yang jarang kita alami juga dapat berpengaruh sangat kuat pada kita.
Dalam penelitian kontemporer, psikolog telah mencoba mengidentifikasi emosi-emosi dasar dengan mempelajari berbagai ekspresi wajah. Salah satu masalah dari pendekatan ini adalah, beberapa emosi terlalu kompleks untuk diekspresikan melalui wajah. Sedikitb kemungkinan para psikolog atau filsuf akan bisa sepenuhnya sependapat. Tetapi cukup banyak peneliti yang masih setuju pada enam emosi dasar universal, bahkan mengurutkannya dalam sebuah rangkaian kesatuan, yaitu bahagia, terkejut, takut, sedih, marah, benci. Semakin dekat dua emosi terhadap emosi lainnya dalam rangkaian ini, semakin besar kemungkinan dapat dibedakan. Selain itu, seperti yang akan kita lihat lebih lanjut, faktir-faktor kultural juga dapat memengaruhi interpretasi.
 
2. Beberapa Aspek Emosi
a. Biologi Emosi
Semua emosi berasal dari sistem limbik otak. Orang-orang cenderung merasa paling bahagia ketika sistem limbik mereka secara relatif tidak aktif. Ketika sistem limbik ‘memanas’, emosi-emosi negatif seperti rasa marah dan bersalah mendominasi emosi-emosi positif seperti kegembiraan dan kebahagiaan. Secara keseluruhan, sistem limbik memberikan sebuah lensa dimana anda dapat menginterpretasikan kejadian-kejadian. Ketika sistem itu aktif, anda melihat hal-hal dalam cahaya negatif. Namun ketika tidak aktif, anda menginterpretasikan informasi secara lebih positif.
 
b. Intensitas
Setiap orang memberika respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan pemicu emosi yang sama. Setiap orang memiliki kemampuan bawaan yang bervariasi untuk mengekspresikan intensitas emosional. Ada orang yang hampir tidak pernah menunjukkan perasaan mereka, jarang marah, dan tidak pernah menunjukkan kemarahan. Sebaliknya, ada orang yang sepertinya berada dalam sebuah roller coaster emosional. Ketika bahagia, akan luar biasa gembira. Ketika bersedih, akan mengalami depresi mendalam. Berbagai pekerjaan menuntut emosi yang berbeda.
c. Frekuensi dan Durasi
 
Suksesnya pemenuhan tuntutan emosional seorang karyawan dari suatu pekerjaan tidak hanya bergantung pada emosi-emosi yang harus ditampilkan dan intensitasnya, tetapi juga pada seberapa sering dan lamanya mereka berusaha menampilkannya.
 
d. Emosi Membuat Kita Irasional
Astronom terkenal Carl Segan pernah menulis, “Emosi yang kuat kemungkinan besar dapat membodohi diri kita sendiri.” Pengamatan ini menyatakan bahwa rasionalitas dan emosi saling bertentangan. Jika menampilkan emosi, kemungkinan anda akan bertindak sacara irasional. Pengarang Lois Frankel menyarankan agar para wanita menghindari bersikap emosional di tempat kerja, karna hal itu dapat memengaruhi penilaian orang lain terhadap kompetensi mereka.
 
e. Fungsi Emosi
Dalam The Expression of the Emotions in Man and Animals, Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah. Emosi sangatlah berguna karna memotivasi orang untuk terlibat dalam tindakan-tindakan penting dalam bertahan hidup (Mis: mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, dll).
Teori Darwin tersebut didukung oleh para peneliti yang berfokus pada psikologi evolusioner. Bidang penelitian ini mengatakan bahwa kita harus mengalami emosi, baik emosi positif maupun negatif, karna hal ini berguna terhadap suatu tujuan. Meski kita cenderung menganggap kemarahan sebagai hal buruk, sebenarnya kemarahan dapat membantu melindungi hak-hak kita yang telah dilanggar menurut perasaan kita. Contohnya, ketika seseorang marah karena merasa terganggu oleh rekan kerjanya, sebenarnya ia memberikan peringatan kepada orang-orang disekitarnya agar tidak melakukan hal yang sama yang membuatnya marah.
 
3. Suasana Hati sebagai Afek Positif dan Negatif
Salah satu cara mengklasifikasikan emosi adalah berdasarkan apakah hal itu positif atau negatif. Bila emosi dikategorikan menjadi dua kelompok positif dan negatif, maka akan menjadi suasana hati. Sebab sekarang ini, emosi dipandang lebih umum. Perhatikan Srtuktur Suasana Hati. Jadi kita bisa menganggap afek positif sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas emosi-emosi positif seperti kesenangan, ketenangan diri, dan kegembiraan pada ujung tinggi dan kebosanan, kemalasan, dan kelelahan pada ujung rendah. Afek negatif adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri dari keggupan, stres, dan kegelisahan pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan, dan keseimbangan pada ujung rendah.
 
4. Sumber-sumber Emosi dan Suasana Hati
a. Kepribadian
Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu. Beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk mengalami emosi apapun secara lebih intens. Orang-orang seperti itu memiliki intensitas efek yang tinggi. Intensitas Efek yaitu perbedaan individual dalam hal kekuatan dimana individu-individu mengalami emosi mereka. Jadi, emosi-emosi berbeda dalam dalam intensitas mereka, tetapi juga berbeda dalam bagaimana mereka berkecenderungan untuk mengalami emosi secara intens.
 
b. Hari dalam Seminggu dan Waktu dalam Sehari
Sebagian besar orang berada di tempat kerja atau sekolah pada hari Senin-Jum’at. Dengan demikian, sebagian besar orang akan memanfaatkan akhir minggu untuk bersantai dan bersenang-senang. Berarti bahwa orang-orang berada pada suasana hati terbaik di akhir minggu. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, orang-orang cenderung berada dalam suasana hati terburuk (afek negatif tertinggi dan afek positif terendah) di awal minggu dan suasana hati terbaik (afek positif tertinggi dan afek negatif terendah) di akhir minggu.
 
c. Cuaca
Banyak orang percaya bahwa suasana hati mereka berhubungan dengan cuaca. Tetapi bukti menunjukkan bahwa cuaca memiliki sedikit pengaruh terhadap suasana hati. Korelasi ilusif menjelaskan mengapa orang-orang cenderung berpikir bahwa cuaca yang menyenangkan meningkatkan suasana hati mereka. Korelasi ilusif merupakan kecenderungan orang-orang untuk mengasosiasikan dua kejadian yang pada kenyataannya tidak memiliki sebuah korelasi.
 
d. Stres
Stress memengaruhi emosi dan suasana hati. Di tempat kerja, kejadian sehari-hari yang menimbulkan stress, juga pengaruh dari stress yang tertumpuk dari waktu ke waktu, secara negative memengaruhi suasana hati karyawan. Tingkat stress dan ketegangan yang menumpuk di tempat kerja dapat memperburuk suasana hati karyawan, sehingga menyebabkan mereka mengalami lebih banyak emosi negatif. Walaupun kadang kita mencoba mengatasi stress, namun sebenarnya stress mulai memengaruhi suasana hati kita.
 
e. Aktivitas Sosial
Penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas sosial yang bersifat fisik, informal, atau Epicurean (makan bersama orang lain) lebih diasosiasikan secara kuat dengan peningkatan suasana yang positif dibandingkan kejadian-kejadian formal.
 
f. Tidur
Kualitas tidur mempengaruhi suasana hati. Satu dari alasan mengapa tidur yang lebih sedikit, atau kualitas tidur yang buruk, menempatkan orang dalam suasana hati yang buruk karena hal tersebut memperburuk pengambilan keputusan dan membuatnya sulit untuk mengontrol emosi.
 
g. Olahraga
Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa olahraga meningkatkan suasana hati positif, tetapi tampaknya berpengaruh kuat terhadap mereka yang mengalami depresi.
 
h. Usia
Suatu penelitian terhadap orang-orang yang berusia 18 hingga 94 tahun mengungkapkan bahwa emosi negatif tampaknya semakin jarang terjadi seiring bertambahnya usia seseorang. Bagi seseorang yang lebih tua, suasana hati positif yang tinggi bertahan lebih lama dan suasana hati yang buruk menghilang dengan lebih cepat.
 
i. Gender
Sudah menjadi keyakina umum bahwa wanita lebih menggunakan perasaan mereka dibandingkan pria—bahwa mereka bereaksi lebih secara emosional dan mampu membaca emosi orang lain dengan lebih baik.
 
5. Batasan-batasan Eksternal pada Emosi
Setiap organisasi mendefinisikan batasan-batasan yang mengidentifikasi emosi-emosi yang dapat diterima dan sampai tingkat mana karyawan dapat mengekspresikannya. Kultur juga menetapkan batasan-batasan. Dalam bagian ini, kita melihat pengaruh organisasi dan kultural pada emosi.
 
a. Pengaruh-pengaruh Organisasi
Pada umumnya iklim dalam suatu organisasi yang dikelola dengan baik adalah iklim yang berusaha untuk bebas dari emosi.
 
b. Pengaruh-pengaruh Kultural
Secara umum, lebih mudah bagi orang untuk mengenali emosi secara lebih akurat dalam kultur mereka sendiri daripada kultur-kultur lain.
 
B. Kerja Emosional
Kerja emosional adalah ekspresi seorang karyawan dari emosi-emosi yang diinginkan secara organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja.
 
1. Emosi yang Dirasakan versus Emosi yang Ditampilkan
- Emosi yang dirasakan adalah emosi sebenarnya dari seorang individu.
- Emosi yang ditampilkan adalah emosi-emosi yang diharuskan secara organisasional dan dianggap sesuai dalam sebuah pekerjaan tertentu.
- Berpura-pura dipermukaan adalah menyembunyikan perasaan mendalam seseorang dan menghilangkan ekspresi-ekspresi emosional sebagai respons terhadap aturan-aturan penampilan.
- Berpura-pura secara mendalam adalah berusaha mengubah perasaan mendalam seseorang berdasarkan aturan-aturan penampilan.
 
2. Apakah Pekerjaan-pekerjaan yang Menuntut secara Emosional Dibayar Lebih Tinggi?
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut secara kognitif, tuntutan emosional yang semakin besar akan dibayar lebih baik. Tetapi untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak menuntut secara kognitif, tuntutan emosional yang semakin besar akan dibayar lebih buruk.
 
C. Teori Peristiwa Afektif
Teori peristiwa afektif (AET) adalah sebuah model yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa di tempat kerja menyebabkan reaksi-reaksi emosional di bagian karyawan, yang kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku di tempat kerja.
AET intinya mempunyai dua pesan penting, yaitu:
 
1. Emosi-emosi menyediakan wawasan yang berharga untuk memahami perilaku karyawan. Dalam model ini menggambarkan situasi dimana ada cek cok dan suasana gembira di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan karyawan.
2. Karyawan dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi dan peristiwa yang menyebabkan hal tersebut terjadi, bahkan ketika itu merupakan hal yang tidak penting, sebab suatu hal kecil dapat berubah menjadi hal besar.
 
D. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional berarti kemampuan seseorang mendeteksi dan mengelola petunjuk-petunjuk serta informasi emosional. Individu-individu yang memiliki kecerdasan emosional akan menjadi individu yang efektif di dalam melakukan pekerjaan. Kecerdasan emosional sendiri terdiri dari lima dimensi, yaitu:
 
· Kesadaran diri artinya anda sadar atas apa yang anda lakukan ataupun rasakan.
· Manajemen diri artinya anda mempunyai kemampuan untuk mengelola emosi dan dorongan-dorongan pada diri anda sendiri.
· Motivasi diri artinya anda memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi kegagalan dan kemunduran pada diri anda akibat kehilangan motivasi.
· Empati artinya anda memiliki kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain di sekitar anda (anda tidak menjadi individu yang cuek).
· Keterampilan sosial artinya anda mempunyai kemampuan menangani emosi-emosi orang lain.
 
1. Kasus-kasus yang Mendukung Kecerdasan Emosional
a. Daya tarik intuitif
Sebagian besar orang setuju bahwa memiliki kecerdasan jalanan dan kecerdasan sosial itu bagus. Jadi individu yang mampu mendeteksi emosi individu lain, mengendalikan emosinya sendiri, dan menangani interaksi sosial dengan baik, merupakan individu yang akan bertahan lama di dalam dunia bisnis. Contohnya: para rekanan dalam sebuah perusahaan multinasional yang mempunyai nilai di atas rata-rata ukuran kecerdasan emosional menghasilkan $1,2 juta lebih banyak dalam bisnis ketimbang rekanan-rekanan lainnya.
 
b. Kecerdasan emosi meramalkan kriteria yang penting
Law dkk (2004) menyatakan bahwa kecerdasan emosi dapat meramalkan kinerja karyawan dalam sebuah pabrik rokok di Cina. Van Rooy and Viswesvaran (2004) membuktikan ada 59 penelitian mengindikasikan bahwa secara komprehensif kecerdasan emosi berhubungan secara moderat dengan kinerja pekerjaan. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas maka memberikan bukti kuat bahwa kecerdasan emosi tingkat tinggi mempengaruhi kinerja seseorang menjadi lebih baik dalam pekerjaannya.
 
c. Kecerdasan emosi berbasis biologis
Penelitian yang dilakukan oleh Bar-On dkk (2003) menunjukkan bahwa orang-orang dengan kerusakan otak yang mengatur pemrosesan emosional memiliki nilai signifikansi yang rendah pada tes kemampuan emosi. Kemampuan emosi berbasis secara neurologi yang tidak berhubungan dengan ukuran-ukuran kecerdasan standar dan orang-orang yang menderita kerusakan neurologi tersebut memiliki nilai rendah pada kecerdasan emosi dan membuat keputusan yang lebih buruk dibandingkan orang-orang yang mampu berpikir sehat.
 
2. Kasus-kasus yang Menentang Kemampuan Emosi
a. Kecerdasan emosi merupakan konsep yang samar
Masih banyak peneliti yang tidak jelas dengan maksud konsep kecerdasan emosi. Perbedaan fokus peneliti menyebabkan sulitnya mendefinisikan kecerdasan emosi. Locke (2005) menyatakan bahwa konsep kecerdasan emosi menjadi sangat luas dan komponen-komponennya sangat beragam sehingga...hal tersebut bahkan bukan lagi merupakan sebuah konsep kecerdasan
 
b. Kecerdasan emosi tidak dapat diukur
Banyak kritik mengenai kecerdasan emosi dan menimbulkan pertanyaan tentang pengukuran kecerdasan emosi. Misalnya, terdapat satu ukuran meminta Anda untuk mengasosiasikan perasaan tertentu dengan warna tertentu, seperti warna hijau selalu membuat kita merasa sejuk, bukan merasa marah. Conte (2005) menyatakan bahwa ukuran-ukuran kecerdasan emosi sangat bervariasi dan para peneliti belum menjadikan hal ini sebagai subjek penelitian yang diteliti seperti ketika mengukur kepribadian dan kecerdasan umum.
 
c. Validitas kecerdasan emosi masih dipertanyakan
Decker (2003) menyatakan bahwa kecerdasan emosi sangat berhubungan dengan ukuran-ukuran kepribadian, khususnya stabilitas emosional. Namun belum ada cukup riset mengenai apakah kecerdasan emosi menambah wawasan melampaui ukuran-ukuran kepribadian dan kecerdasan umum dalam meramalkan kinerja pada pekerjaan.
 
E. Aplikasi-Aplikasi Perilaku Organisasi Terhadap Emosi Dan Suasana Hati
1. Seleksi
Ada satu bukti kecerdasan emosi bahwa para pemberi kerja harus mempertimbangkan kecerdasan emosi sebagai salah satu faktor dalam proses perekrutan karyawan. Sekarang ini banyak pemberi kerja menggunakan ukuran-ukuran kecerdasan emosi untuk mempekerjakan orang. Contohnya angkatan udara di USA. Ditemukan bahwa para perekrut terbaik mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi. Calon yang direkrut jika mempunyai kecerdasan emosi tinggi kemungkinan 2,6 kali lebih berhasil ketimbang yang tidak mempunyai kecerdasan emosi atau kecerdasan emosinya rendah (Spencer, dkk, 1997).
 
2. Pengambilan Keputusan
Para peneliti perilaku organisasi sampai saat ini masih berdebat mengenai peran emosi dan suasana hati negatif di dalam decision making. Alloy dan Abramsom (1979) menyatakan individu-individu yang tertekan membuat penilaian-penilaian yang lebih akurat daripada orang yang tidak tertekan. Namun, sekarang ini juga terdapat bukti bahwa orang yang tertekan akan membuat keputusan yang lebih buruk daripada orang yang tidak tertekan. Sebab orang yang tertekan akan lebih lambat dalam memproses informasi dan cenderung mempertimbangkan semua pilihan yang ada daripada pilihan yang sangat mungkin diambil (Ambady dan Gray, 2002). Emosi yang positif dapat membantu individu untuk cepat mengambil keputusan sebab mereka akan memproses informasi dengan cepat.
 
3. Kreativitas
Orang yang mempunyai emosi positif biasanya lebih kreatif karena mereka akan terstimulus dengan adanya banyak ide di otak mereka. Para supervisor harus aktif menjaga suasana hati positif karyawannya agar para karyawan lebih kreatif. George dan Zhou (2001) malah menyatakan hal yang sebaliknya. Mereka berpendapat individu yang berada dalam suasana hati positif justru mereka lebih santai dan tidak terlibat di dalam pemikiran kritis yang dibutuhkan untuk beberapa bentuk kreativitas. Pandangan tentang hal ini masih bersifat kontroversial. Tetapi agar lebih aman, kita menyimpulkan bahwa untuk banyak tugas, suasana hati positif dapat meningkatkan kreativitas.
 
4. Motivasi
Suasana hati dan emosi penting di dalam motivasi. Terdapat dua penelitian. Penelitian pertama dilakukan oleh Erez dan Isen (2002), mereka meminta dua kelompok orang (kelompok A dan B) untuk memecahkan sejumlah teka-teki kata. Kelompok A melihat video lucu, maksudnya untuk menempatkan kelompok A pada suasana hati yang positif sebelum disuruh memecahkan teka-teki. Sedangkan kelompok B tidak disuruh melihat video lucu terlebih dahulu. Maka hasilnya, kelompok A melaporkan ekspektasi yang lebih tinggi dalam memecahkan teka-teki tersebut, berusaha lebih keras dan hasilnya mereka dapat memecahkan teka-teki lebih banyak daripada kelompok B.
 
5. Kepemimpinan
Ketika para pemimpin yang efektif menginginkan perubahan-perubahan yang nyata maka mereka mengandalkan “pembangkitan, pembangunan, dan mobilisasi emosi.” (Ashforth dan Humphrey). Dengan membangkitkan emosi dan menghubungkannya pada visi yang menarik, para pemimpin meningkatkan kemungkinan bahwa para manajer dan karyawan akan menerima perubahan.
 
6. Konflik Antarpersonal
Konflik antarpersonal adalah konflik yang timbul di antara rekan kerja. Sebenarnya keberhasilan seorang manajer di saat mencoba menyelesaikan konflik ditentukan oleh kemampuan untuk mengenali elemen emosional dalam konflik dan meminta pihak-pihak yang terlibat untuk mengendalikan emosi mereka. Ketika elemen-elemen tersebut diabaikan oleh manajer dan hanya berfokus pada hal-hal yang bersifat rasional, kemungkinan besar manajer tidak dapat menyelesaikan konflik antarpersonal.
 
7. Negosiasi
Van kleef dkk (2004) menunjukkan bahwa negosiator yang pura-pura marah mempunyai keunggulan terhadap lawan mereka. WHY? Sebab ketika negosiator menunjukkan kemarahan maka lawan akan menyimpulkan bahwa negosiator tersebut telah menyerahkan semua yang ia dapat dan dengan demikian lawan menyerah. Menunjukkan emosi negatif bisa saja berdampak efektif tetapi hal ini membuat penampilan Anda merugikan negosiasi-negosiasi Anda selanjutnya. Shiv dkk (2005) mengungkapkan bahwa orang-orang yang menderita kerusakan pada pusat emosional dari otak mereka dapat menjadi negosiator terbaik sebab mereka mungkin tidak akan melakukan koreksi terlalu banyak terhadap hasil-hasil negatif.
 
8. Pelayanan Pelanggan
Keadaan emosional seorang pekerja mempengaruhi pelayanan terhadap pelanggan, biasanya berpengaruh terhadap tingkat pengulangan bisnis dan tingkat kepuasan pelanggan (Tsai and Huang, 2002). Pemberian pelayanan yang baik oleh karyawan, membuat karyawan menuntut banyak hal karena mereka sering berada dalam kondisi disonansi emosional. Terkadang emosi karyawan dapat berpindah ke pelanggan, hal ini disebut penularan emosional. Contoh penularan emosi adalah sebagai berikut ketika seseorang tertawa dan tersenyum pada Anda, Anda mulai meniru perilaku orang tersebut. Baik penularan emosi positif ataupun negatif tetap akan berpengaruh terhadap pelanggan.
 
9. Sikap Kerja
Ada ungkapan “jangan membawa masalah di tempat kerja ketika berada di rumah atau sebaliknya”. Tetapi kenyataannya ungkapan tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Orang-orang yang mempunyai suasana buruk di tempat kerja biasanya tetap membawanya ketika mereka berada di rumah. Mereka bisa jadi marah terhadap anggota keluarga di rumah walaupun anggota keluarga tersebut tidak memiliki masalah. Riset yang dilakukan oleh Rau tahun 2004 membuktikan bahwa orang-orang yang mengalami hari penuh pressure di tempat kerja cenderung kesulitan untuk rileks setelah mereka pulang ke rumah. Jadi meskipun sulit dilakukan untuk tidak pernah membawa pekerjaan Anda pulang ke rumah, nampaknya bagi sebagian besar orang sebuah suasana hati negatif sebagai hasil dari suatu hari buruk di tempat kerja tidak terbawa ke hari berikutnya.
 
10. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
Emosi-emosi yang negatif dapat berdampak terhadap perilaku menyimpang di tempat kerja. Contohnya adalah iri hati, ketika kita iri karena teman kerja kita dipromosikan untuk menjadi direktur utama sedangkan kita tidak. Hal ini biasanya berujung pada perilaku menyimpang, bisa saja kemudian kita menyebarkan fitnah kepada teman kita yang hendak dipromosikan menjadi direktur utama. Lee and Allen (2002) menyatakan bahwa orang-orang yang merasakan emosi negatif, khususnya mereka yang merasa marah akan lebih mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang di tempat kerja daripada orang-orang yang merasakan emosi positif.
 
11. Bagaimana Para Manajer Mempengaruhi Suasana Hati
Para manajer dapat menggunakan humor dan memberikan karyawan penghargaan kecil sebagai apresiasi terhadap pekerjaan yang sudah dilakukan dengan baik. Hasil riset yang dilakukan oleh Cote and Saavedra (2005) mengindikasikan bahwa ketika para pemimpin berada dalam suasana hati yang baik, anggota kelompok menjadi lebih positif dan mereka akan lebih bekerja sama
 
Sekian tugas Pengertian Emosi dan Suasana Hati yang bisa saya bagikan. semoga bermanfaat dan menambah referensi anda. Terima kasih sudah berkunjung.




















































































































































Monday 11 March 2013

Perilaku Produksi, Untung, Impas, Rugi, Kardinal, Ordinal

Daftar Isi : PERILAKU PRODUKSI | B. KONDISI SAAT PRODUKSI MENGALAMI UNTUNG, IMPAS DAN RUGI | C. CONTOH KASUS KETIKA PRODUKSI MENGALAMI UNTUNG, IMPAS DAN RUGI | D. PERHITUNGAN BEP DARI PRILAKU PRODUKSI | E. PENDEKATAN KARDINAL DAN ORDINAL | F. 1 CONTOH JENIS BARANG INELASTISITAS akan kerozzi bagi untuk saat ini setelah beberapa minggu yang lalu posting artikel Perbedaan pasar monopoli, Monopolistik, Monopsoni, oligopoli, persaingan sempurna
Perilaku Produsi
Disusun Oleh :
Nur Mazidah

A. PERILAKU PRODUKSI

Seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1) berapa output yang harus diproduksikan, dan
2) berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1) bahwa produsen atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum, dan
2) bahwa produsen atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn) ; dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya bisa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1
bX2
cX3
d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hokum yang disebut : The Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

B. KONDISI SAAT PRODUKSI MENGALAMI UNTUNG, IMPAS DAN RUGI

Kita mengetahui bahwa dari setiap hasil transaksi penjualan sejumlah output (Q) pada tingkat harga (P), produsen dihadapkan kepada 3 kemungkinan, yaitu untung, impas atau rugi. Penentuan kondisi untung, impas atau rugi sebagai berikut :
1. kondisi untung tercapai apabila total penerimaan perusahaan lebih besar daripada total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output produk
2. kondisi titik impas tercapai apabila total penerimaan perusahaan sama persisi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output produk
3. kondisi rugi tercapai apabila total penerimaan perusahaan lebih kecil daripada total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output produk
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. TR > TC ---- > Ï€ > 0 ----> Untung
clip_image001[4]clip_image002[4]clip_image003[4] Bila b. TR = TC ---- > π = 0 ----> Impas
c. TR < TC ---- > π < 0----> Rugi

Ket.: Ï€ = Laba ( TR – TC )
TR = jumlah total seluruh penerimaan perusahaan (P x Q)
TC = jumlah total biaya yang dikeluarkan perusahaan (FC + VC)

C. CONTOH KASUS KETIKA PRODUKSI MENGALAMI UNTUNG, IMPAS DAN RUGI

PT. SJJ menjual produk Rp. 500,-/unit. Biaya tetap perusahaan tersebut Rp. 2 juta dan biaya variabelnya 50% dari pendapatan. jumlah barang yang terjual sejumlah 2.000 unit. Bagaimana kondisi perusahaan tersebut?
Penyelesaian :
P = 500
Q = 2.000
FC = 2.000.000
AVC = 50% x 500 = 250 --------> VC = 250 x Q = 250 x 2.000 = 500.000
Ï€ = TR – TC = (P x Q) – (FC + VC)
Ï€ = (1.000 x 2.000) – (2.000.000 + 500.000)
Ï€ = 2.000.000 – 2.500.000
Ï€ = - 500.000
jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian sebesar Rp. 500.000 karena π < 0
Lalu bagaimana agar perusahaan tersebut mengalami titik impas dan untung??
jawabannya Tentu saja ketika perusahaan tersebut memperoleh TR = TC ( Impas) dan TR > TC (Untung)
dan faktor untuk memperoleh nilai tersebut maka kuantiti penjualan produk harus ditambah
TR = TC
500.Q = 2.000.000 + 250.Q
250 Q = 2.000.000
Q = 8.000.unit
jadi perusahaan tersebut akan mengalami titik impas saat jumlah penjualan mencapai 8.000 unit dan akan mengalami keuntungan bila penjualannya lebih dari 8.000 unit

D. PERHITUNGAN BEP DARI PRILAKU PRODUKSI

Analisis titik impas merupakan salah satu konsep penting dalam kajian ekonomi mikro. Hal ini bukan saja berguna untuk menentukan besarnya tingkat output BEP tetapi juga dapat menentukan kapan tingkat output BEP tersebut akan tercapai serta besarnya penerimaan BEP. Pada dasarnya kondisi titik impas tercapai apabila total penerimaan perusahaan sama persisi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan output pada tingkat BEP tersebut (TR = TC). Pada tingkat penerimaan yang sama dengan biaya yang dikeluarkan, besarnya laba sama dengan nol (ketika TR = TC Þ p = 0).
a. Menentukan Kuantitas BEP atau BEP dalam unit (QBEP)
BEP tercapai bila TR = TC, karena TR = PQ dan TC = FC + VC maka
PQ = FC + VC
PQ – VC = FC
Q (P – AVC) = FC
QBEP = FC
(P - AVC)

b. Menentukan BEP dalam rupiah
Q = FC
(P - AVC)
PQ = FC.P = FC
(P - AVC) (P - AVC)/P
PQ = FC
(P/P - AVC/P)
BEP(Rp) = FC
(1 - AVC/P)

c. Menentukan Kuantitas Bila Ada Target Laba Sebesar p
TR – TC = p, karena TR = PQ dan TC = FC + VC maka
PQ – FC – VC = p
PQ – VC = FC + p
Q (P – AVC) = FC + p
Q = FC + p
(P - AVC)

d. Menentukan Kuantitas Bila Atas Laba Tersebut Dikenakan Pajak Sebesar T%
p - T ( p ) = p t
p (1 – T) = p t
p = p t karena p = TR – TC maka :
(1 - T)
TR – TC = p t karena TR = PQ dan TC = FC + VC maka
(1 - T)
PQ – FC – VC = p t
(1 - T)
PQ – VC = FC + p t
(1 - T)
Q (P – AVC) = FC + p t
(1 - T)
Q p t = FC + p
(1 - T)
(P - AVC)

CONTOH:
Berdasarkan soal PT SJJ di atas maka kita akan menentukan :
a. Kuantitas BEP (QBEP).
b. Penerimaan BEP (BEP dalam rupiah).
c. Kuantitas yang terjual bila ada target laba sebesar 10% dari penerimaan BEP (Qp).
d. Kuantitas yang terjual bila atas target laba tersebut dikenakan pajaksebesar 20%
(Qp t).
a. QBEP = FC = 2.000.000 = 8.000 unit
(P - AVC) 500 - 250
b. BEP(Rp) = FC = 2.000.000 = Rp. 4.000.000,-
(1 - AVC/P) 1 - (250/500)
c. Qp = FC + p = 2.000.000 + 400.000 = 9.600 unit
(P - AVC) 500 - 250


d. Q p t = FC + p = 2.000.00 + 400.000 = 10.000 unit
(1 - T) 1 - 0,2
(P - AVC) 500 - 250




E. PENDEKATAN KARDINAL DAN ORDINAL

- Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
- Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.
- Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Kepuasan marginal (marginal utility)
Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi
Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility)
Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Berikut fungsinya:
U = f ( X1, X2, X3………, Xn )
U : besar kecilnya kepuasan.
X : jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi.
- Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.

- Kelemahan pendekatan ordinal
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.

- Persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility) .

- Perbedaan kardinal dan ordinal
• nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam angka/ bilangan. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.
• Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

F. 1 CONTOH JENIS BARANG INELASTISITAS

Barang inelastis adalah suatu barang yang saat terjadi perubahan harga tertentu hanya mengakibatkan presentase yang lebih kecil dari perubahan kuantitas yang diminta, dan bahkan tidak mengalami perubahan jumlah barang yang diminta. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis
meskipun permintaan inelastis sering diasosiasikan dengan barang "kebutuhan," banyak juga barang yang bersifat inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya." Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah
DAFTAR PUSTAKA

http://jamiroquai-kamaludin.blogspot.com
http://afirdauz.blogspot.com/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan
http://www.google.co.id

Demikian artikel Perilaku Produksi, Untung, Impas, Rugi, Kardinal, Ordinal yang bisa saya sampaikan. semoga bermanfaat yaaa..