PLANNING, DATA ACCUMULATION, AND REPORTING BY RESPONSIBILITY ACCOUNTING - kerozzi akan menjelaskan beberapa materi lanjutan dari Konflik dan Negoisasi : POK, Setelah struktur network pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Elemen cost dan revenue keduanya ada dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil actual.
Responsibility Budget
Karakteristik dari anggaran pertanggungjawaban adalah tujuan kinerja pusat pertanggungjawaban. Untuk mengontrol cost dan revenue. Proses anggaran yang efektif dimulai dari level yang paling bawah dalam organisasi untuk membandingkan antara anggaran yang diestimasikan yakni semua biaya yang diestimasi dengan semua biaya yang dikontrolnya. Untuk otoritas yang lebih tinggi mereview estimasi, cooperative dan memodifikasi bila diperlukan, sampai pada akhirnya mengkombinasikan semua anggaran untuk level top manajemen.
Data Accumulation
Akumulasi data merupakan fasilitas perbandingan secara periodik dari berbagai macam rencana anggaran. Akumulasi dari aktual income dan item expense sangat perlu untuk network pertanggungjawaban.
Responsibility Reporting
Hasil akhir dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah pelaporan pertanggungjawaban secara periodik atau laporan kinerja. Untuk efisiensi laporan hendaknya manajer pertanggungjawaban menerima hanya satu laporan yang sifatnya detail ada pada level tingkat paling bawah yang diterbitkan pertama lalu yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi. Dan hasil yang dilaporkan pada level yang lebih tinggi isinya semakin ringkas.
Selanjutnya Mulyadi, menjelaskan bahwa prosedur penyusunan pelaporan pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
1. Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban setiap periodenya (bulan/triwulan) menyusun laporan atas biaya yang terjadi dibagiannya. Biaya yang dilaporkan oleh tiap-tiap pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya terjadi (actual cost).
2. Laporan diatas, diserahkan kepada penyusun laporan perusahaan keseluruhan (biasanya departemen/staff controller/bagian akuntansi).
3. Bagian penyusunan laporan tersebut mengolah data-data yang berasal dari laporan tiap-tiap pusat pertanggungjawaban kemudian membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya yang sesungguhnya terjadi.
4. Terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut ke masing-masing pusat pertanggungjawaban yang dinilai dan kepada atasan dari pusat pertanggungajawaban tersebut.
BEHAVIOR ASSUMPTION OF RESPONSIBILITY ACCOUNTING
Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia, termasuk :
1. Management by exception (MBE) yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
2. Management by objective (MBO) bahwa hasil berdasarkan anggaran, standar cost, tujuan organisasi, dan mencapai hasil berdasarkan rencana kerja.
3. Manajer dan bawahan menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang ditetapkan berdasarkan hirarki organisasi.
4. Sistem akuntansi pertanggungjawaban lebih kepada kooperasi dibanding persaingan.
Management By Exception (MBE)
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi. Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah ditentukan dan juga menentukan tindakan perbaikan perilaku. Untuk meralat dari persepsi dari laporan selisih, perusahaan seharusnya menyediakan sistem reward yang cukup atas pencapaian hasil dengan kinerja yang sukses.
Management By Objective (MBO)
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, manajemen mengontrol dirinya sendiri. Disini orang-orang melakukan tugasnya sendiri sebab percaya bahwa mereka mampu mengarahkan sendiri dalam pekerjaan mereka. Akuntansi pertanggungjawaban menyediakan kerangka yang ideal untuk memformulasikan tujuan secara detail. Untuk mendapatkan motivasi dan komunikasi dari MBO dan akuntansi pertanggungjawaban, kondisi lingkungan yang baik.
Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure
Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris ditingkatkan dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab memusat yang bersamaan dengan struktur organisasi formal.
Top manajemen memberikan otoritas kepada manajer dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas dan tanggungjawab untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan kepada para manajer, mereka mempunyai wewenang untuk bertindak secara resmi untuk mempengaruhi bawahan mereka.
Acceptance of Responsibility
Unsur yang terpenting dalam keberhasilan penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah manajer pusat pertanggungjawaban menerima dan melaksanakan tanggungjawab dan tugas yang diberikan kepadanya. Untuk itu Para manajer hendaknya diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dan pandangan mereka sendiri tanpa adanya rasa takut.
Capability of Inducing Cooperation
Akuntansi pertanggungjawaban mampu meningkatkan kerjasama organisasi yang memperlihatkan para manajer bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Akuntansi pertanggungjawaban juga menunjukan tingkat loyalitas mereka, kemampuan mereka dalam membuat keputusan di dalam kerangka tanggungjawab yang didelegasikan kepada mereka. Mereka merasa menjadi bagian penting dalam organisasi sehingga mereka merasa dihargai dan akan bersama-sama mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mereka merasa menjadi sesuatu hal yang penting, dan tentu saja mereka akan berpikir bahwa jika terjadi kegagalan tentulah akan mempengaruhi masa depan.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam Organisasi. Ketika organisasi menjadi bertambah besar, garis pertanggungjawaban menjadi lebih besar. Struktur ini, yang mengandalkan tim kerja, konsisten dengan desentralisasi. Oleh karena itu penerapan metode-metode dan teknik-teknik akuntansi manajemen harus mempertimbangkan perilaku manusia.
2. Secara umum akuntansi pertanggungjawaban dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang meliputi perencanaan, pengukuran dan evaluasi informatika atau laporan akuntansi dalam suatu organisasi yang terdiri dari beberapa pusat pertanggungjawaban dimana tiap-tiap pusat tanggungjawab dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dipimpinnya.
Perbedaan mendasar akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi konvensional adalah terletak pada perencanaan, klasifikasi, dan pengumpulan data. Akuntansi konvensional mengklasifikasikan data berdasarkan pada sifat atau fungsi dari biaya, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban lebih menitikberatkan pada pertanggungjawaban atas kejadian dan control secara individual. Untuk tujuan pengendalian biaya, struktur organisasi diharapkan mampu menjelaskan hubungan pusat-pusat pertanggungjawaban secara individu, Jaringan organisasi, atau pertanggungjawaban secara ideal mampu menggambarkan bagaimana masing-masing fungsi mampu mengelola input untuk menghasilkan output secara efisien.
3. Setelah struktur network dari pertanggungjawaban ditetapkan maka dilakukan perencanaan, akumulasi data dan pelaporan. Elemen cost dan revenue keduanya ada dalam anggaran dan dalam akumulasi hasil aktual. Langkah ini meliputi penentuan responsibility budget, akumulasi data, dan pelaporan pertanggungjawaban oleh pusat-pusat pertanggungjawaban.
4. Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan perilaku manusia, yakni :
a. Management by exception (MBE) yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
b. Management by objective (MBO) bahwa hasil berdasarkan anggaran, standar cost, tujuan organisasi, dan mencapai hasil berdasarkan rencana kerja.
c. Manajer dan bawahan menerima pertanggungjawaban dan akuntabilitas yang ditetapkan berdasarkan hirarki organisasi.
d. Sistem akuntansi pertanggungjawaban lebih kepada kooperasi dibanding persaingan.
Begitulah pembahasan PLANNING, DATA ACCUMULATION, AND REPORTING BY RESPONSIBILITY ACCOUNTING pada kesempatan ini. semoga bermanfaat ya.